Mengenal 8 Jenis Ular di Indonesia yang Tidak Berbahaya

Ular adalah hewan reptil yang tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Tubuhnya memiliki sisik seperti kadal dan keduanya sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya, jika kadal memiliki kaki, lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Tidak semuanya ular berbisa, terdapat aneka ragam jenis ular di Indonesia yang tidak berbahaya.

Namun, sebagian spesies kadal ada yang tidak memiliki kaki, seperti Ophisaurus. Hal ini yang menyebabkan sulit dalam membedakan. Untuk cara mudahnya, bisa dengan melihat bentuk ular pada hakikatnya, yaitu ular tidak memiliki telinga dan kelopak mata.

1. Jenis Ular Sanca Kembang

reshiebismo.blogspot.com

Sanca kembang, ular yang memiliki nama ilmiah Phyton Reticulatus adalah spesies reptil tanpa kaki dari suku Phytonidae yang memiliki perawakan besar dan terpanjang di antara ular lain. Ukuran terbesar dapat mencapai hingga 10 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia.

Sanca kembang menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara, di Indonesia dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Spesies ini hidup di hutan tropis yang lembap dan bergantung pada ketersediaan air, sehingga mudah ditemukan di pinggiran sungai, kolam, dan rawa.

Mangsa utama dari sanca kembang ini adalah burung, mamalia kecil, dan reptil lain seperti biawak. Ular yang berukuran kecil akan memangsa ikan, kodok, dan kadal. Sedangkan ular yang berukuran besar akan memangsa monyet, anjing, rusa, babi hutan, bahkan manusia yang tak sengaja menghampiri tempatnya menunggu mangsa.

Ular sanca kembang lebih senang menunggu daripada aktif berburu. Spesies ini memang tidak berbisa, namun untuk melumpuhkan mangsanya, sanca kembang akan melilitnya dengan kuat hingga mati kehabisan napas. Setelah mati, mangsa akan ditelan secara utuh mulai dari kepalanya.

2. Jenis Ular Kepala Dua

ularindonesian.blogspot.com

Ular kepala dua, dengan nama ilmiah Cylindrophis Ruffus adalah spesies ular primitif yang tidak berbisa. Sebenarnya spesies ini hanya memiliki satu kepala, namun saja terkadang ular ini menegakkan ekornya seolah-olah itulah kepalanya. Kepala yang sebenarnya berada disembunyikan di bawah gulungan badannya.

Dinamakan kepala dua karena ular ini memiliki ekor yang sangat pendek dan bentuk ekor dan kepala sama-sama tumpul. Memiliki tubuh yang panjang dan ramping serta sisik halus yang menutupi punggungnya. Tubuh bagian atas berwarna hitam serta belang-belang merah jingga di bagian kanan dan kirinya.

Ular kepala dua umumnya ditemukan di dataran rendah wilayah Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Bacan di Maluku. Ular ini biasanya menghuni hutan-hutan dataran rendah yang lembap, kebun dan lahan-lahan pertanian.

Bersifat nokturnal, yaitu aktif di malam hari. Ular kepala dua akan memangsa ular-ular lain yang lebih kecil, bayi mamalia, kadal, dan cacing tanah. Ular ini tidak berbahaya, bila merasa terganggu biasanya akan segera menggulung tubuhnya dan menyembunyikan kepala serta menegakkan ekornya tinggi-tinggi. Ular kepala dua termasuk ovovivipar, spesies ini menetaskan telur di dalam kandungan dan dapat melahirkan sekaligus 13 ekor anak.

3. Jenis Ular Cecak

reptilicants.blogspot.com

Ular cecak, spesies yang mempunyai nama ilmiah Lycodon Capucinus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Common Wolf Snake. Ular kecil yang termasuk bagian dari suku Colubridae sering disebut sebagai ular rumah, karena kerap reptil kecil ini dijumpai di dalam rumah.

Ular ini mempunyai gigi memanjang seperti taring serigala yang berada di bagian muka rahangnya. Memiliki tubuh yang ramping dan bergerak dengan gesit. Panjang maksimalnya mencapai 60 sentimeter, umumnya panjang ular dewasa diperkirakan 450-500 milimeter.

Bagian punggung ular ini berwarna coklat agak keunguan, dengan pola belang sisik yang berwarna putih. Kepala berwarna coklat tua dan bagian bibir atas berwarna putih. Bagian perut berwarna putih kekuningan. Ular ini memang tidak berbisa, namun saat agresif ular ini akan menggigit. Gigitan ular cecak ini lumayan menyakitkan, karena adanya taring di rahang atas dan bawah dan hanya mengakibatkan pedih dan sedikit berdarah jika digigit.

Di Indonesia tercatat ular cecak ini dapat dijumpai di Kalimantan, Jawa, Bali, Sumatra, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, dan Sulawesi. Mangsa dari spesies ini sesuai dengan namanya, yaitu berbagai jenis cecak. Ular cecak juga termasuk spesies bersifat nokturnal, aktif di malam hari dan sering kali menjalar di atas tanah, meski ular ini pandai memanjat pohon, tebing, dan dinding berbatu.Pada siang hari ular ini lebih memilih tidur dan bersembunyi di bawah tumpukan kayu, batu atau sudut-sudut rumah.

4. Jenis Ular Kawat

alamendah.org

Ular kawat atau ular cacing, dengan nama ilmiah Indotyphlops Braminus adalah salah satu spesies reptil tak berkaki yang terkecil di dunia. Ular kawat bertubuh sangat kecil, nampak hitam berkilau seperti kawat kecil berwarna hitam. Panjang maksimal tubuhnya hanya mencapai hingga 20 sentimeter, namun jarang ditemukan yang berukuran lebih dari 15 sentimeter, umumnya hanya berukuran 10 sentimeter.

Tubuhnya berwarna hitam, coklat atau abu-abu kebiruan. Mempunyai ekor yang amat pendek dan di ujungnya meruncing nampak seperti duri. Terkadang kepala dan ekornya berwarna lebih muda. Dalam bahasa Inggris ular ini dikenal sebagai blind snake (ular buta), karena letak matanya yang tersembunyi dan hanya nampak sebagai bintik gelap samar di balik sisik kepalanya.

Ular kawat ini mirip menyerupai cacing, dilihat dari ukuran tubuh serta perilakunya. Sering ditemukan di balik pot-pot tanaman, di bawah perabotan rumah, di bawah batu dan kayu yang rapuh. Di tempat-tempat itulah ular kawat akan mencari mangsanya, yaitu berupa telur-telur semut, rayap, ulat, serangga kecil, dan cacing tanah.

Ular kawat termasuk ular yang tidak berbisa dan hanya bisa menelan mangsa yang juga berukuran kecil. Berkembang biak secara partenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi individu ular tanpa dibuahi oleh sang jantan. Di Indonesia spesies ular kawat ini dapat ditemukan di seluruh pulau.

5. Jenis Ular Siput

82wildlifephotography.wordpress.com

Ular siput adalah sejenis ular kecil bagian dari suku Colubridae yang memiliki nama ilmiah Pareas Carinatus. Sesuai dengan namanya, spesies ini menjadikan berbagai jenis anak siput sebagai mangsa utamanya.

Ular ini memiliki tubuh yang ramping dan cenderung kurus. Panjang maksimal dapat mencapai 60 sentimeter. Tubuhnya berwarna coklat kusam, coklat muda atau coklat kekuningan di bagian atas, dengan belang-belang samar di sekujur tubuhnya.Termasuk spesies yang bersifat nokturnal, ular ini dapat ditemui di hutan pegunungan yang lembap dan hutan-hutan dataran rendah dan lingkungan perkebunan hingga ke pemukiman.

Ular siput dapat bertelur hingga 8 butir. Termasuk ular yang tidak berbisa. Namun saat terganggu, perilakunya akan seperti ular berbisa, leher dan tubuh bagian depan akan ditarik melengkung seperti huruf S, kemudian dengan cepat ular ini akan mematuk ke depan. Gerakan itu hanya untuk menakut-menakuti pengganggu.Ular ini dapat ditemui di beberapa wilayah Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, dan Borneo

6. Jenis Ular Pelangi

ularindonesian.blogspot.com

Ular pelangi, merupakan ular yang termasuk bagian dari suku Xenopeltidae, dengan memiliki nama ilmiah Xenopeltis Unicolor. Bagian tubuhnya berwarna cokelat atau abu-abu kehitaman dan berkilau seperti warna pelangi jika terkena cahaya.

Panjang tubuh maksimal dapat mencapai tak lebih dari 1 meter, umumnya hanya mencapai 80 sentimeter dan memiliki ekor yang pendek. Ular pelangi menghuni daerah yang lembap dan berawa, seperti sekitar pantai, sungai, persawahan, sungai, serta daerah hutan.

Mangsa utamanya adalah kodok, kadal, dan jenis-jenis ular yang lain. Ular ini aktif di siang dan malam hari. Berkembang biak secara ovipar, dapat mengeluarkan telur sekaligus hingga 17 butir. Di Indonesia, ular pelangi dapat ditemukan di Sumatra, Riau, Jawa, Kalimantan, Nias dan Sulawesi.

Ular ini termasuk jenis ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya. Ular tidak akan menggigit saat ditangkap. Namun, seringkali saat dipegang ular ini akan menggetarkan ekornya dengan kuat dan mengeluarkan cairan berbau yang membuat mual. Ular ini mudah jinak dan relatif mudah untuk dipelihara.

7. Jenis Ular Tambang

ularindonesian.blogspot.com

Ular tambang adalah salah satu ular kecil yang termasuk bagian dari suku Colubidrae,  ular ini memiliki nama ilmiah Dendrelaphis Pictus. Secara umum, ular ini juga dikenal dengan nama ular tali. Di wilayah Toraja, ular ini dinamai Duwata atau Ule Lewora.

Ular ini memiliki tubuh yang kurus dan ramping, panjangnya dapat mencapai hingga 1,5 meter. Ekornya panjang hingga mencapai sepertiga dari panjang tubuhnya. Ular tambang biasa hidup di pohon, namun seringkali turun ke tanah untuk memangsa katak atau kadal.

Ular tambang menghuni di hutan-hutan dataran rendah dan pegunungan. Ular ini lebih menyukai daerah-daerah terbuka, seperti kebun, tepi hutan, belukar, dan tepi sawah.

8. Jenis Ular Gadung

reynazarnazwar.blogspot.com

Ular gadung adalah ular yang berbisa lemah dan tidak berbahaya, spesies ini juga berasal dari suku Colubidrae. Di wilayah barat Indonesia, ular gadung ini di kenal dengan nama ular pucuk. Dilihat sekilas ular gadung ini menyerupai pucuk tanaman gadung.

Ular ini memiliki rupa berwarna hijau, bertubuh panjang dan ramping. Ada juga yang berwarna coklat kekuningan dan krem. Panjang tubuhnya dapat mencapai hingga 2 meter, meski pada umumnya hanya sekitar 1,5 meter atau lebih. Ekornya panjang dan kurus seperti cambuk.

Jika merasa terganggu keberadaannya, ular gadung ini akan melebarkan, memipihkan, dan melipat lehernya menyerupai huruf S. Ular ini sering ditemui di kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan. Ular ini jarang terlihat di tanah, rumput atau menyeberangi jalan.

Ular gadung aktif pada siang hari, ular ini akan memburu mangsanya, seperti kodok, cecak, bunglon, kadal, burung kecil, dan mamalia kecil. Reptil tanpa kaki ini bersifat ovovivipar, telurnya menetas di dalam rahim dan keluar sebagai anak dengan panjang sekitar 20 sentimeter. Ular gadung dapat ditemukan di Sumatra, Jawa, Madura, Lombok, Bali, Sumbawa, dan Ternate.

Natali Sani:
Related Post